A.
Bimbingan Konseling (BK
Pola 17)
Pola umum bimbingan konseling di sekolah sering
disebut dengan “BK Pola 17”. Disebut BK Pola 17 karena di dalamnya terdapat 17
(tujuh belas) butir pokok yang amat perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan
bimbingan konseling di sekolah.
Pola umum bimbingan konseling meliputi keseluruhan
kegiatan bimbingan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis
layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konselih. Seluruh kegiatan bimbingan
konseling di sekolah ditujukan terhadap seluruh peserta didik (siswa) yang
secara langsung menjadi tanggungjawab guru pembimbing atau guru kelas.
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah dilaksanakan secara terprogram,
teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan program-program itulah yang menjadi
wujud nyata dari diselenggarakannya kegiatan bimbingan konseling di sekolah.
Pola umum tersebut dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:
Diagram I
Pola Umum Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dari diagram di atas dapat ditarik pengertian sebagai
berikut:
a.
Kegiatan bimbingan konseling (BK)
secara menyeluruh meliputi empat bidang bimbingan, yaitu (1) bimbingan pribadi,
(2) bimbingan sosial, (3) bimbingan belajar dan (4) bimbingan karier.
b.
Kegiatan BK dalam keempat bidang
bimbingan diselenggarakan melalui tujuh jenis layanan (1) Layanan orientasi,
(2) layanan penempatan dan penyaluran, (3) layanan konseling perorangan, (4)
layanan konseling kelompok, (5) layanan informasi, (6) layanan pembelajaran,
dan (7) layanan bimbingan kelompok..
c.
Untuk mendukung ketujuh jenis
layanan itu diselenggarakan lima kegiatan pendukung, yaitu (1) instrumentasi
bimbingan konseling, (2) himpunan data, (3) konferensi kasus, (4) kunjungan
rumah dan (5) alih tangan kasus.
d.
Semua kegiatan BK tersebut
didasari oleh satu pemahaman yang menyeluruh dan terpadu tentang wawasan BK
yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-asas BK.
Uraian berikut ini akan menjelaskan pengertian
bidang-bidang bimbingan konseling, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling
serta kegiatan pendukung bimbingan konseling.
1.
Bidang-bidang bimbingan konseling
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah merupakan
kegiatan yang sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh karena itu pelayanan
bimbingan konseling selalu memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan,
kurikulum dan peserta didik.
a.
Bidang bimbingan pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan
konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani
dan rohani. Bidang bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok
berikut:
1)
Pemantapan sikap dan kebiasaan
serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
2)
Pemantapan pemahaman tentang
kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif.
3)
Pemantapan pemahaman tentang bakat
dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangan.
4)
Pemantapan pemahaman tentang
kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
5)
Pemantapan kemampuan mengambil
keputusan
6)
Pengembangan kemampuan mengarahkan
diri sesuai dengan keputusan yang diambil
7)
Pemantapan dalam perencanaan dan
penyelenggaraan hidup sehat.
b.
Bidang bimbingan sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan
konseling di sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan
dengan lingkungan sosialnya.
Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
1)
Pemantapan kemampuan berkomunikasi
baik melalui lisan maupun tulisan.
2)
Pengembangan kemampuan bertingkah
laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.
3)
Pemantapan hubungan yang dinamis,
harmonis dan produktif dengan teman sebaya.
4)
Pemantapan tentang peraturan,
kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan.
5)
Pemantapan kemampuan menerima dan
mengemukakan pendapat serta berargumentasi.
6)
Orientasi tentang hidup
berkeluarga.
c.
Bidang Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan
konseling membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:
1)
Pengembangan sikap dan kebiasaan
belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar.
2)
Pemantapan disiplin belajar dan
berlatih baik secara mandiri atau kelompok.
3)
Pemantapan penguasaan materi
program belajar di sekolah.
4)
Pemantapan pemahaman dan
pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang di lingkungan sekitar dan
masyarakat.
5)
Orientasi dan informasi tentang
pendidikan yang lebih tinggi.
d.
Bidang bimbingan karier
Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan
konseling ditujukan untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan
pilihan karier. Bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:
1)
Pengenalan terhadap dunia kerja
dan usaha untuk memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2)
Pemantapan pemahaman diri
berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
3)
Pemantapan informasi tentang
kondisi tuntutan dunia kerja, jenis-jenis pekerjaan.
4)
Pemanfaatan cita-cita karier
sesuai dengan bakat minat dan kemampuan.
2.
Layanan Bimbingan Konseling
Sebagaimana telah dijelaskan di awal bab ini bahwa
semua jenis layanan bimbingan konseling di sekolah mengacu pada bidang-bidang
bimbingan konseling. Sedangkan bentuk dan isi layanan disesuaikan dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Bidang bimbingan konseling dengan
jenis layanan sangat terkait.
a)
Layanan orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (sekolah) yang baru
dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta
didik di lingkungan yang baru itu.
Adapun materi yang dapat diangkat melalui layanan
orientasi, antara lain:
1)
Pengenalan lingkungan dan
fasilitas sekolah.
2)
Peraturan dan hak-hak serta
kewajiban siswa
3)
Organisasi dan wadah-wadah yang
dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa.
4)
Kurikulum dengan seluruh
aspek-aspeknya
5)
Peranan kegiatan bimbingan karier.
6)
Peranan pelayanan bimbingan
konseling dalam membentuk segala jenis masalah dan kesulitan siswa.
b)
Layanan informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan konseling
yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan
pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan
memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
Materi layanan informasi, antara lain:
1)
Informasi pengembangan pribadi
2)
Usaha yang dapat dilakukan dalam
mengenal bakat, minat.
3)
Tata tertib sekolah, cara
bertingkah laku, tata krama dan sopan santun.
4)
Mata pelajaran dan pembidangannya
seperti program inti, program khusus dan tambahan.
5)
Sistem penjurusan, kenaikan kelas,
syarat-syarat mengikuti EBTA/ EBTANAS.
6)
Informasi pendidikan tinggi.
c)
Layanan penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya
penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau
program studi, program latihan, magang, kegiatan co-ekstra kurikuler) sesuai
dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadi.
Materi layanan penempatan dan penyaluran, antara lain:
1)
Penempatan di dalam kelas, program
studi atau jurusan dan pilihan ekstrakulikuler yang dapat menunjang
pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan bakat dan minat.
2)
Penempatan dan penyaluran ke dalam
kelompok belajar, organisasi kesiswaan.
3)
Penempatan dan penyaluran ke dalam
program yang lebih luas, PMDK, UMPTN.
d)
Layanan bimbingan belajar
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
peserta didik mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
materi belajar dengan kecepatan dan kesulitan belajar serta berbagai aspek
tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
Materi layanan bimbingan belajar, antara lain:
1)
Pengenalan siswa yang mengalami
masalah belajar tentang kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.
2)
Pengembangan keterampilan belajar,
membaca, mencatat, bertanya dan menjawab serta menulis.
3)
Pengajaran perbaikan
4)
Program pengayaan
e)
Layanan konseling perorangan
Yaitu layanan bimbingan konseling memungkinkan peserta
didik mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru
pembimbing dalam rangka pembahasan pengentasan permasalahan pribadi yang
dideritanya.
Pelaksanaan usaha pengentasan permasalahan siswa dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Pengenalan dan pemahaman permasalahan
2)
Analisis yang tepat
3)
Aplikasi dan pemecahan
permasalahan
4)
Evaluasi, baik evaluasi awal
proses atau evaluasi akhir.
5)
Tindak lanjut.
Materi layanan konseling perorangan, antara lain:
1)
Pemahaman sikap, kebiasaan,
kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat serta penyalurannya.
2)
Pengentasan kelemahan diri dan
pengembangan kekuatan diri.
3)
Informasi karier, dunia kerja dan
prospek masa depan karier.
4)
Pengambilan keputusan sesuai dengan
kondisi pribadi, keluarga dan sosial.
f)
Layanan bimbingan kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber
tertentu (terutama dari pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang
kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga
dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan
bimbingan kelompok mempunyai 3 fungsi yaitu informatif, pengembangan dan
preventif dan kreatif.
Materi layanan bimbingan kelompok, yaitu:
1)
Pemahaman dan pemantapan kehidupan
keberagaman dan hidup sehat.
2)
Pemahaman dan penerimaan diri
sendiri dan orang lain sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu, sosial
dan budaya).
3)
Pemahaman tentang dunia kerja,
pilihan dan pengembangan karier.
4)
Pengambilan keputusan dan
perencanaan masa depan.
g)
Layanan konseling kelompok
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok
adalah suasana yang hidup yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang yang
ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok.
Tujuan konseling kelompok, meliputi:
1)
Melatih anggota kelompok agar
berani berbicara dengan orang banyak.
2)
Melatih anggota kelompok dapat
bertenggang rasa terhadap teman sebaya.
3)
Dapat mengembangkan bakat dan
minat masing-masing anggota kelompok.
4)
Mengentaskan permasalahan-permasalahan
kelompok.
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan
melalui tahap-tahap berikut:
1)
Tahap pembentukan
2)
Tahap peralihan
3)
Tahap kegiatan
4)
Tahap pengakhiran.
3.
Kegiatan Pendukung Bimbingan
Konseling
Selain kegiatan layanan bimbingan konseling
sebagaimana yang telah dikemukakan pada uraian terdahulu, dalam bimbingan
konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan lain yang disebut kegiatan
pendukung. Kegiatan pendukung ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung
untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan untuk memungkinkan
diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan yang akan
membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik.
a.
Aplikasi instrumentasi bimbingan
konseling
Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling bertujuan
untuk mengumpulkan data dari keterangan tentang peserta didik (baik secara
individual maupun kelompok), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan
lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi pendidikan dan
jabatan). Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi
instrumentasi bimbingan konseling pada umumnya meliputi:
1)
Kebiasaan dan sikap dalam beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2)
Kondisi mental dan fisik siswa,
pengenalan terhadap diri sendiri.
3)
Kemampuan pengenalan lingkungan
dan hubungan sosial.
4)
Tujuan, sikap, kebiasaan dan
keterampilan serta kemampuan belajar.
5)
Informasi karier dan pendidikan.
6)
Kondisi keluarga dan lingkungan.
b.
Penyelenggaraan himpunan data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara
meliputi:
1)
Identitas pribadi
2)
Latar belakang rumah dan keluarga
3)
Kemampuan mental, bakat dan
kondisi kepribadian
4)
Sejarah pendidikan, nilai-nilai
pelajaran
5)
Sejarah kesehatan
6)
Minat dan cita-cita
c.
Konferensi kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk
membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan
bahan, keterangan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut.
Tujuan konferensi kasus ialah untuk:
1)
Diperolehnya gambaran yang lebih
jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan siswa.
2)
Terkomunikasinya sejumlah aspek
permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, guru pembimbing atau guru
kelas, wali kelas, guru mata pelajaran dan kepala sekolah.
3)
Terkoordinasinya penanganan
masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.
d.
Kunjungan rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk
memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini
memerlukan kerja sama yang penuh antara orang tua atau wali dan anggota
keluarga lainnya dengan guru pembimbing.
Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data
dan keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut paut
dengan permasalahan peserta didik. Data dan keterangan ini meliputi:
1)
Kondisi rumah tangga dan orang
tuan
2)
Fasilitas belajar yang ada di
rumah
3)
Hubungan antar anggota keluarga
4)
Sikap dan kebiasaan siswa di rumah
5)
Komitmen orang tua dan anggota
keluarga lainnya dalam perkembangan dan pengentasan masalah siswa.
e.
Alih tangan kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami
peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak
lainnya.
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa
guru mata pelajaran atau praktek, wali kelas dan /atau staf sekolah lainnya,
atau orang tua mengalihtangankan siswa bermasalah kepada guru pembimbing atau
guru kelas.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan
jalan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih
ahli. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan alih tangan kasus ialah
fungsi pengentasan.[1]
1.
Efektivitas BK Pola 17
(BK Pola 17) itu sendiri. Frank W.
Miller dalam bukunya berjudul “Guidance, Principle and Service” (1961), mengemukakan
sebagai berikut:
1)
Program bimbingan itu hendaknya
dikembangkan secara berangsur-angsur atau tahap demi tahap dengan melibatkan
semua unsur atau staf sekolah dalam perencanaannya.
2)
Program bimbingan itu harus
memiliki tujuan yang ideal dan realitas dalam perencanaannya.
3)
Program bimbingan itu hendaknya
mencerminkan komunikasi yang continue antara semua unsur atau staf
sekolah.
4)
Program bimbingan itu hendaknya
menyediakan atau memiliki fasilitas yang diperlukan.
5)
Program bimbingan itu hendaknya
memberikan layanan kepada semua murid.
6)
Program bimbingan itu hendaknya
menunjukkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan mengintegrasikan
sekolah dengan masyarakat.
7)
Program bimbingan itu hendaknya
memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.
8)
Program bimbingan itu hendaknya
menjamin keseimbangan layanan bimbingan, dalam hal :
a)
Layanan kelompok dan individual
b)
Layanan yang diberikan oleh berbagai
jenis petugas bimbingan
c)
Penggunaan alat pengukur atau
teknik pengumpulan data yang obyektif maupun subyektif.
d)
Pemberian jenis-jenis bimbingan
e)
Pemberian bimbingan secara umum
dan penyaluran secara khusus
f)
Pemberian bimbingan dengan
berbagai program
g)
Penggunaan sumber-sumber di dalam
maupun di luar sekolah bersangkutan.
h)
Kebutuhan individual dan kebutuhan
masyarakat
i)
Kesempatan untuk berfikir,
merasakan dan berbuat.[2]
1 komentar:
min klo boleh dijelasin lg 17 butir ny tu apa aja ya? sama ada gk gambar pola umum bk???
thanks sblm ny min :)
Ikutan Komentar