A.
Pengertian Bimbingan Kelompok
F Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002 :48),bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan
yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh
berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor)
yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun
sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
F Menurut Prayitno ( 1995 : 62 ) menyatakan Bimbingan kelompok
berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan
konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya bimbingan kepada
individu-individu melalui kelompok.
F Menurut Juntika (2003 : 31),bimbingan kelompok merupakan bantuan
terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok
dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas
masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
F Menurut Prof. Mungin (2005 : 17) menyatakan bimbingan kelompok
adalah suatu kegiatan kelompok di mana pimpinan kelompok menyediakan
informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih
sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai
tujuan-tujuan bersama.
F Menurut W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti. (2004:111). Bimbingan
kelompok dilakukan bilamana siswa yang dilayani lebih dari satu orang.
Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan berbagai cara, misalnya dibentuk
kelompok kecil dalam rangka layanan Konseling (konseling kelompok), dibentuk
kelompok diskusi, diberikan bimbingan karier kepada siswa-siswi yang tergabung
dalam satu kesatuan kelas di SMA. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana
untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat
mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.
Jadi dapat
disimpulkan kegiatan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan
dan konseling yang diberikan kepada sejumlah individu dalam bentuk kelompok
dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas topik tertentu yang
dipimpin oleh pemimpin kelompok bertujuan menunjang pemahaman, pengembangan dan
pertimbangan pengambilan keputusan/ tindakan individu.
B.
Pengertian Konseling Kelompok
ü Menurut Dewa Ketut Sukardi (2003) konseling kelompok merupakan
konseling yang di selenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika
kelompok yang terjdi di dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas
merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi
berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (bidang bimbingan
pribadi, sosial, belajar dan karir).
ü Menurut Heru Mugiarso (2007) konseling kelompok merupakan layanan
konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. Materi umum layanan
konseling kelompok diselenggarakan dalam kelompok yang memanfaatkan dinamika
kelompok yang meliputi segenap bidang bimbingan. Masalah tersebut dilayani
melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok.
ü Menurut Prayitno (2004) layanan konseling kelompok pada dasarnya
adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan didalam suasana kelompok.
Disana ada konselor dan ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya
minimal dua orang). Disana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang
diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan yaitu hangat, permisif,
terbuka dan penuh keakraban. Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah
klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah (jika
perlu dengan menerapkan metode-metode khusus), kegiatan evaluasi dan tindak
lanjut.
ü Menurut Winkel (2007) konseling kelompok adalah suatu proses
antarpribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang
disadari.
ü Menurut Tatik Romlah (2001) konseling kelompok adalah upaya untuk membantu
individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu
bersifat pencegahan serta perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat
menjalani perkembangannya dengan lebih mudah.
ü Menurut Gazda (1989) dalam Tatik Romlah (2001) konseling kelompok
adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang memusatkan diri pada
pikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi seperti sikap
permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling pengertian, saling
menerima dan membantu.
ü Dari uraian-uraian yang disampaikan beberapa ahli di atas maka
dapat disimpulkan bahwasannya konseling kelompok merupakan salah satu layanan
konseling yang di selenggarakan dalam suasana kelompok yang memanfaatkan
dinamika kelompok, serta terdapat hubungan konseling yang hangat, terbuka,
permisif dan penuh keakraban.hal ini merupakan upaya individu untuk membantu
individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu
bersifat preventif dan perbaikan. Sebab, pada konseling kelompok juga ada
pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya
masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
C.
Tujuan Bimbingan dan Konseling Kelompok
1.
Tujuan Bimbingan kelompok
1)
Tujuan Umum
Secara umum layanan bimbingan
kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi,
khususnya kemampuan berkomunikasi perserta layanan (siswa).
2)
Tujuan Khusus
Secara lebih khusus layanan bimbingan
kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan,
pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku
yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal
maupun non verbal para siswa.
Menurut Prayitno (1995 : 70) tujuan yang ingin dicapai dalam
bimbingan kelompok yaitu penguasaan informasi untuk tujuan yang lebih luas,
pengembangan pribadi, dan pembahasan masalah atau topik-topik umum secara luas
dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota kelompok.
Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:17).Tujuan bimbingan kelompok
adalah untuk memberi informasi dan data untuk mempermudah pembuatan keputusan
dan tingkah laku.
2.
Tujuan Konseling Kelompok
Ø Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:20). Tujuan yang ingin dicapai
dalam konseling kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan
masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok, agar
terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan
anggota kelompok yang lain.
Ø Menurut Dewa Ketut Sukardi, (2002:49).Tujuan konseling kelompok
meliputi:
a)
Melatih
anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak
b)
Melatih
anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya
c)
Dapat
mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
d)
Mengentaskan
permasalahan – permasalahan kelompok.
Ø Menurut Prayitno, (1997:80). Konseling kelompok memungkinkan siswa
memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami
melalui dinamika kelompok.
3.
Asas Bimbingan dan Konseling Kelompok
a.
Asas Bimbingan Kelompok
Dalam kegiatan
konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang harus
diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
a)
Asas
Kesukarelaan
Kehadiran, pendapat, usulan, ataupun tanggapan
dari anggota kelompok harus bersifat sukarela, tanpa paksaan.Klien secara
sukarela dan tanpa adanya paksaan, mau menyampaikan masalah yang dihadapi
dengan mengungkapkan hal – hal yang dialaminya pada konselor.
b)
Asas
keterbukaan
Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena
jika keterbukaan ini tidak muncul maka akan
terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota.
c)
Asas
kegiatan
Hasil layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak melakukan kegiatan
dalam mencapai tujuan–tujuan bimbingan. Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan
suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud
dalam penyelesaian masalah.
d)
Asas
kekinian
Masalah yag dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus
bersifat sekarang. Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini
sedang dialami yang mendesak, yang mengganggu keefektifan kehidupan
sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun yang
lalu ataupun masalah waktu kecil.
e)
Asas
kenormatifan
Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat
menghargai pendapat orang lain, jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka
anggota yang lain harus mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata lain
tidak ada yang berebut.
f)
Asas
kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting
dalam bimbingan kelompok diharapkan bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun
tindakan) yang ada dalam kegiatan bimbingan kelompok dan tidak layak diketahui
oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti kegiatan .
b.
Asas Konseling Kelompok
Dalam kegiatan
konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang harus
diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
a)
Asas
kerahasiaan
Asas
kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam konseling kelompok karena
masalah yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, maka setiap
anggota kelompok diharapkan bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun
tindakan) yang ada dalam kegiatan konseling kelompok dan tidak layak diketahui
oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti kegiatan konseling kelompok .
b)
Asas
Kesukarelaan
Kehadiran,
pendapat, usulan, ataupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat
sukarela, tanpa paksaan.
c)
Asas
keterbukaan
Keterbukaan
dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini
tidak muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota.
d)
Asas
kegiatan
Hasil
layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak
melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan– tujuan bimbingan. Pemimpin kelompok
hendaknya menimbulkan suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan
kegiatan yang dimaksud dalam penyelesaian masalah
e)
Asas
kenormatifan
Dalam kegiatan
konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain,
jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus
mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut.
f)
Asas
kekinian
Masalah yag
dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya,
masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak,
yang mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan
penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu
kecil.
D.
Prosedure
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Prosedur
pelaksanaan menurut Prayitno Bimbingan kelompok dan Konseling Kelompok
diselenggarakan melalui empat tahap kegiatan, yaitu :
a)
Tahap
pembentukan, yaitu tahap untuk membentuk sejumlah individu menjadi satu
kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
b)
Tahap peralihan, yaitu tahapan untuk
mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah
pada pencapaian tujuan kelompok.
c)
Tahap
kegiatan, yaitu tahap “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik tertentu (Pada
BKp) atau mengentaskan masalah pribadi anggota kelompok (pada KKp).
d)
Tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir
kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh
kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.
E.
Dinamika Kelompok dan Permainan Kelompok
1)
Dinamika Kelompok
Menurut Slamet Santosa (2004) dinamika kelompok adalah suatu
kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan
psikologis jelas antar anggotanya yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Prayitno (1995) dinamika kelompok merupakan sinergi dari
semua factor yang ada dalam kelompok artinya merupakan pengerah secara serentak
semua factor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu, dengan demikian dinamika
kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi kelompok.
Menurut Winkel dinamika kelompok adalah studi tentang
kekuatan-kekuatan sosial dalam suatu kelompok yang memperlancar atau menghambat
proses kerjasama dalam kelompok, segala metode, sarana danteknik yang dapat
diterapkan bila sejumlah orang bekerjasama dalam kelompok misalakan berpeeran,
observasi terhadap jalannya proses kelompok dan pemberian umpan balik serta
prosedur menangani organisasi dan pengelolaan suatu kelompok.
Menurut Prof.Mungin (2005 : 61) dinamika kelompok adalah
studi yang menggambarkan berbagai kekuatan yang menentukan perilaku anggota dan
perilaku kelompok yang menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam kelompok
untuk mencapai tujuan bersama yang telah di tetapkan.
Jadi
dinamika kelompok merupakan interaksi dan interdepensi antar anggota
kelompok yang satu dengan yang lain kekuatan-kekuatan sosial yang membentuk
sinergi dari semua faktor yang ada di dalam kelompok yang menyebabkan adanya
suatu gerak perubahan dan umpan balik antara anggota dengan kelompok secara
keseluruhan.
2)
Fungsi Dinamika Kelompok
Fungsi dari dinamika di dalam kelompok
antara lain:
a)
Membentuk
kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
b)
Memudahkan
segala pekerjaan.
c)
Mengerjakan
pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan
yang terlalu besar sehingga selesai lebih efektif, cepat dan efisien.
d)
Menciptakan
iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
Dalam dinamika
kelompok untuk mengetahui fungsinya perlu di mengerti pula tanda-tanda Dinamika
kelompok sudah terbentuk
Menurut Mungin
(2005 : 63) konseling kelompok memanfaatkan dinamiuka kelompok sebagai upaya
untuk membimbing anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Media dinamika
kelompok ini, unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang
benar-benar hidup. Kelompok yang hidup adalah kelompok yang memiliki cirri-ciri
dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan dan
mencapai suatu tujuan.
Menurut Glading
dalam Mungin (2005 : 62) dinamika kelompok dapat digambarkan dengan
kekuatan-kekuatan yang muncul dalan suatu kelompok. Kekuatan-kekuatan itu bias
tampak jelas atau mungkin tersembunyi seperti bagaimana para anggota kelompok
merasakan diri mereka sendiri, saling merasakan satu sama lain, dan merasakan
pemimpin kelompok mereka, bagaimana mereka berbicara satu sama lain, dan
bagaimana pemimpin kelompok mereaksi para anggota.
Selanjutnya
menurut Mungin (2005 : 69) dinamika kelompok benar-benar terwujud dalam kelompok
dapat dilihat dari : a) anggota kelompok dapat membantu terbinanya suasana
keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok, b) anggota kelompok mampu
mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok, c)
anggota kelompok dapat membantu tercapainya tujuan bersama, d)anggota kelompok
dapat mematuhi aturan kelompok dengan baik, e) anggota kelompok benar-benar
aktif dalam seluruh kegiatan kelompok, f) anggota kelompok dapat berkomunikasi
secara terbuka, g) anggota kelompok dapat membantu orang lain, h) amggota
kelompok dapat member kesempatan kepada anggota lain untuk menjalankan
perannya, i) anggota kelompok dapat menyadari pentingnya kegiatan kelompok.
3)
Peranan Dinamika Kelompok dalam Bimbingan dan Konseling.
Secara khusus,
dinamika kelompok berperan dalam memecahan masalah pribadi para anggota
kelompok yaitu apabila interaksi dalam kelompok difokuskan pada pemecahan
masalah pribadi yang dibahas. Dinamika kelompok juga berperan dalam
menumbuhkan kehangatan dalam kelompok sehingga semua nggota kelompok dapat
berperan aktif menyumbangkan pendapat atau pemikiranya.
F.
Permainan Kelompok pada Bimbingan dan Konseling Kelompok
Salah satu
kegiatan untuk menimbulkan dinamika dalam kelompok adalah adanya permainan.
Permainan yang dilakukan dalam bimbingan kelompok yang praktikan laksanakan
adalah permaian “Kata Berangkai” dan dalam konseling kelompok adalah “ Bisik
berangkai” dengan prosedur :
1)
Permaian
Bimbingan Kelompok “ Kata Berangkai “
Waktu : ± 10 menit
Kelompok : Baik dilakukan dengan jumlah anggota 10 orang atau lebih namun
bisa disesuaikan dengan keadaan jumlah anggota dalam kelompok yang pada waktu
itu berjumlah 7 orang.
Fungsi
permaiana :
melatih kecepatan berfikir, membentuk dinamika dalam kelompok.
Peralatan : Tidak ada peralatan yang digunkan hanya memerlukan arena
bermaian.
Langkah bermain:
1.
Praktikan
memberitau peserta tentang nama permainan yaitu “kata berangkai”.
2.
Praktikan
memberikan keterangan cara permainan yaitu permaian dilakukan dengan merangkai
kata dengan merangkai huruf akhir dalam kata dibuat kata baru dengan contoh
anak huruf terakhirnya “k” berarti kita merangkai kata yang berawalan “k” yaitu
kadal dan seterusya. Dalam permaian bila ada anggota yang tidak bisa
melanjutkan kata dalam waktu 5 detik di akhir acara diminta untuk menunjukan
kebolehanya atau bakat dan hobi seperti menyanyi.menari,main musik dan lainya.
2)
Permainan
dalam konseling kelompok “ Bisik Berangkai “
Waktu : ± 10 menit
Kelompok :
Baik dilakukan dengan jumlah anggota 10 orang atau lebih namun bisa disesuaikan
dengan keadaan jumlah anggota dalam kelompok yang pada waktu itu
berjumlah 7 orang.
Fungsi : Melatih kecepatan berfikir, daya ingat,konsentarasi, dan
mengetes pendengaran untuk ketepatan menjawab.
Peralatan : Tidak ada peralatan yang digunkan hanya memerlukan arena bermain.
Langkah
bermain :
1.
Praktikan
memberitau peserta tentang nama permainan yaitu “Bisik berangkai”.
2.
Praktikan
memberikan keterangan cara permainan yaitu permaian dilakukan dengan cara
membisikan suatu kata kemudian dilanjutkan membisikan kata kepada teman yang
ada di sampingnya.
Dalam permaian bila ada anggota yang tidak bisa tepat menyebutkan kata yang
telah dibisikan dalam waktu 5 detik di akhir acara diminta untuk menunjukan
kebolehanya atau bakat dan hobi seperti menyanyi.menari,main musik dan lainya.
G.
Pemimpin Kelompok
a.
Syarat
o Menurut Prof. Mungin Eddy W ( 2005:118) ada beberapa syarat menjadi
pemimpin kelompok yaitu:
Kepribadian dan Karakter pemimpin
kelompok:
a)
Kehadiran pemimpin
kelompok bisa hadir secara emosional pada penggalaman orang lain.
b)
Kekuatan
pribadi,meliputi kepercayaan diri dan kesadaran akan pengaruh sesorang kepada
orang lain.
c)
Keberanian,
pemimpin kelompok yang efektif harus sadar bahea mereka perlu menunjukan
keberanian dalam interaksi dengan anggotanya.
d)
Kemauan
untuk mengkonfrontasi diri sendiri,menunjukan keberanian bukan hanya pada cara-
cara berhubungan dengan kelompok tetapi dengan berhubungan dengan diri mereka
sendiri juga.
e)
Kesadaran
diri, berbarengan dengan hal menghadapi diri sendiri. Ciri esensial dari
kepemimpinan efektif adalah kesadaran akan diri sendiri, akan kebutuhan dan
motivasi – motivasi seseorang,akan konflik atau masalah – masalah pribadi,akan
bertahanan dan titik kelemahan,akan bidang usaha – uasaha yang belum selesai.
f)
Kesungguhan/ketulusan,
minat yang tulus dan sungguh – sungguh pada kesejahteraan orang lain dan
kemampuan untuk berkembang secara konstruktif.
g)
Keaslian
(authenticity), pemimpin menjadi sesorang yang asli, nyata atau rill, kongruen, dan
jujur.
h)
Mengerti
identitas, bila akan menolong orang lain,pemimpin kelompok perlu memiliki
pengertian yang jelas tentang identitas diri mereka sendiri.
i)
Keyakinan
/ kepercayaan dalam proses kelompok,merupakan esensi keberhasilan dari
proses kelompok.
j)
Kegairahan
(antusiasme)
k)
Daya
cipta dan kreatif
l)
Daya
tahan (stamina)
o Menurut Trait Theories of Leadership di dalam buku
Dinamika Kelompok karangan Slamet Santosa menyebutkan ciri seseorang dapat
dikatakan pemimpin adalah:
a)
Intelegensi
bahwa pemimpin memiliki intelegensi lebih dari yang lain.
b)
Kematangan
sosial dan pengetahuan luas.
c)
Memiliki
motivasi sendiri dan dorongan berprestasi.
d)
Sikap
untuk meyakini hubungan dengan orang lain.
o Menurut Floyd ruch dan Stogdill dalam buku Dinamika Kelompok
karangan Slamet Santosa menyebutkan syarat pemimpin adalah :
a)
Social
perception, pemimpin
harus dapat memiliki ketajaman dalam menghadapi situasi.
b)
Ability
in abstract thinking, pemimpin
harus memiliki kecakapan secara abstrak terhadap masalah yang dihadapi.
c)
Emotional
stability, pemimpin harus memiliki perasaan
yang stabil, tidak mudah terkena pengaruh dari pihak luar.
b.
Tugas dan Peranan
o Menurut Prof. Munggin (2005 : 107-105)D tugas dari pemimpin
kelompok adalah :
a)
Membuat
dan Mempertahankan Kelompok
Pemimpin
mempunyai tugas untuk membentuk dan mempertahankan kelompok. Melalui wawancara
awal dengan calon anggota dan melalui seleksi yang baik, pemimpin kelompok
membentuk konseling.
b)
Membentuk
budaya
Setelah
kelompok terbentuk, pemimpin kelompok mengupayakan agar kelompok menjadi sistem
sosial yang terapeutik kemudian dicoba menumbuhkan norma – norma yang dipakai
sebagai pedoman interaksi kelompok.
c)
Membentuk
norma – norma
Norma – norma
di dalam kelompok dibentuk berdasarkan harapan anggota kelompok terhadap
kelompok dan pengaruh langsung maupun tidak langsung dari pemimpin dan anggota
yang lebih pengaruh.
o Menurut Prayitno peran pemimpin kelompok adalah :
a)
Pembentukan
kelompok dari sekumpulan (calon) peserta
b)
Penstrukturan,
yaitu membahas bersama anggota kelompok apa, mengapa dn bagaimana layanan BKp
atau KKp dilaksanakan
c)
Pertahapan
kegiatan BKp dan KKp
d)
Penilain
segera (laiseg) hasil layanan BKp dan KKp
e)
Tindak
lanjut layanan
c.
Keterampilan yang harus dimiliki
Pemimpin
kelompok harus menguasai dan mengembangkan kemampuan atau ketrampilan dan
sikap untuk terselenggaranya kegiatan kelompok. Ketrampilan dan sikap
yang perlu dimiliki menurut Prof. Mungin(2005 :123 – 130 ) meliputi :
1)
Aktif
mendengar
2)
Refleksi
3)
Menguraikan
dan menjelaskan pertanyaan
4)
Meringkas
5)
Penjelasan
singkat dan pemberian informasi
6)
Mendorong
dan mendukung
7)
Pengaturan
nada suara
8)
Pemberian
model dan penyiapan diri
9)
Penggunaan
mata.
H.
Hasil Perubahan Anggota Kelompok
Hasil yang dharapkan pada kelompok
yaitu dengan anggota memperoleh pemahaman baru dari kegiatan bimbingan dan konseling
kelompok. Juga terentaskanya masalah anggota dalam kelompok dalam kegiatan
koseling kelompok. Anggota dapat terbuka dalam mengungkapkan pendapat, saran, ataupun
masalah. Terciptanya hubungan yang hangat / terciptanya dinamika dalam
kelompok.
0 komentar:
Ikutan Komentar