PEMBAHASAN
1.
Definisi konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari
bahasa latin, yaitu “consilium” yang
berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerimai” atau “ memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling
berasal dari “sellan” yang berarti
menyerahkan atau menyampaikan.[1]
Ada pula yang mengatakan istilah konseling merupakan terjemahan dari kata counseling.
Menurut arti katanya, counseling, yang berasal dari kata counsel
mempunyai arti nasihat, anjuran, pembicaraan.[2]
Dalam buku Ketut Sukardi, juga disebutkan bahwa konseling adalah terjemahan
dari “counseling” yang merupakan bagian dari bimbingan, baik layanan bimbingan
secara keseluruhan (counseling is the heart of guidance). Selain itu, ,
pengertian konseling juga didefinisikan secara beragam oleh para ahli. Menurut
Jones (1963) pengertian konseling adalah sebagai berikut:
Ø
“counseling is taking over a problem with some one. Usually but not
always, one of two has facts or experiences or abalities not possessed to the
same degree by the other. The process of counseling involves a clearing up of
the problem by discussion.”(Jones,1963:291)[3]
Sedangkan shertzen dan stone (1981)
mengemukakan pengertian konseling sebagai berikut:
Ø
“counseling is an interaction process that facilitates meaningful
understanding of self and environment and results in the establishment and/or
clarification of goals ang values for future behavior”
Tokoh lain, yaitu Wrenn (1951)
memberikan definisi konseling sebagai berikut:
Ø
“counseling is personal and dynamic relationship between two people who
approach a mutually defined problem with mutual consideration for each other to
the end that the younger, or less mature, or more troubled of the two is aided
to a self determined resolution of his problem” (Wrenn, 1951: 60)
Ø
Kata “konseling” mencangkup bekerja dengan
banyak orang dan hubungan yang mungkin saja brsifat pengembangan diri, dukungan
terhadap krisis, psikoterapis, bimbingan atau pemecahan masalah…tugas konseling
adalah memberikan kesempatan kepada “klien” untuk mengeksplorasi, menemukan,
dan menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan cerdas dalam menghadapi
sesuatu.(BAC, 1984)
Ø
Konseling mengindikasikan hubungan profesional
antara konselor terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat
individu-individu, walaupun terkadang melibatkan lebih dari satu orang. Konseling didesain untuk
menolong klien untuk memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap
kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri (self-determination) mereka melalui pilihan yang telah
diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka, dan melalui pemecahan
masalah emosional atau karakter interpersonal. (Burks dan Stefflrre, 1979:14)[4]
Ø
Dalam buku bimbingan dan konseling juga di
sebutkan, bahwa : konseling adalah upaya membantu individu melalui proses
interaksi yang bersifat pribadi antar
konselor dan konseli (klien) agar mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu
membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya
sehingga konseli (klien) merasa bahagia dan efektif prilakunya.
Ø
ASCA (American School Counseling Association)
mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia,
penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada
klien. Konselor mempergunakan pengetahuan dan ketrampilannya untuk membantu
klien untuk mengatasi masalah-masalahnya.[5]
Adanya perbedaan definisi konseling tersebut, selain ditimbulkan karena
perkembangan ilmu konseling itu sendiri, juga disebabkan oleh perbedaan
pandangan ahli yang merumuskan tentang konseling dan aliran atau teori yang
dianutnya.[6]
2.
Hubungan konseling dan psikoterapi
Konseling
disajikan dengan berbagai macam
label. Sebagaimana metafora dunia bisnis, ada banyak produk yang saling
bersaing dan menawarkan jasa yang sama atau lebih kepada para klien. Versi
mahal produk ini dijual dengan label “psikoterapi” yang dilaksanakan oleh
praktisi yang biasanya, spesialis profesional yang sangat terlatih dan sering
kali berlatar belakang pendidikan kedokteran. Psikoterapi dapat menjadi sebuah
proses yang panjang. Terlepas dari meningkatnya minat terhadap psikoterapi
“ringkas” yang terdiri dari sepuluh hingga dua belas sesi, cukup fair untuk menyatakan bahwa sebagian
besar psikoterapis mempertimbangkan perlunya klien berada dalam perawatan
selama setahun atau lebih untuk mendapatkan hasil yang menggembirakan. Versi
psikoterapi paling mahal dan ekslusif masih dipegang oleh psikoanalisis
Freudian Klasik.[7]
Beberapa orang mengklaim dapat membuat perbedaan yang
jelas antara konseling dan psikoterapi. Psikoterapi mempresentasikan versi
lebih dalam, lebih mendasar, atau melibatkan proses perubahan terhadap pasien
yang lebih “sakit”. Sedangkan sebagian yang lain menyatakan bahwa pada
dasarnya, konseling dan psikoterapi melakukan tugas yang sama, menggunakan
pendekatan dan teknik yang identik satu dengan yang lain, tetapi harus
menggunakan judul yang berbeda sebagai respons dari tuntutan agensi yang
memperkerjakannya. Misalnya, secara tradisional psikoterapi adalah istilah yang
digunakan dalam setting medis, seperti unit psikiatri, dan konseling adalah
label yang digunakan dalam setting pendidikan seperti pusat bimbingan dan
penyuluhan siswa. Sebuah perbedaan yang sangat antara konseling dan psikoterapi
adalah sebagian konseling dilakukan oleh pekerja sukarela atau nonprofesional,
sedangkan psikoterapi adalah sebuah profesi profesional yang eksklusif.
3.
Tujuan konseling:
a.
Mengadakan perubahan perilaku pada diri klien sehingga memungkinkan
hidupnya lebih produktif dan memuaskan.
b.
Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif.
c.
Penyelesaian masalah.
d.
Mencapai keefektifan pribadi.
e.
Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya.[8]
4.
Konseling sebagai bidang studi interdisiplioner
Meski pada awalnya konseling dan psikoterapi bersumber
dari disiplin ilmu psikiatri, seiring dengan waktu kedua bidang tersebut telah
dianggap sebagai salah satu subcabang dari disiplin akademik psikologi. Di
beberapa negara Eropa, ijazah psikologi merupakan syarat untuk memasuki
pelatihan dalam bidang psikoterapi. Di Amerika Serikat, sebagaimana yang
semakin luas digunakan di Inggris, terminologi psikologi konseling semakin
sering digunakan.. buku teks psikologi memberikan paparan yang substansial
terhadap karya para psikoterapis seperti Freud, Rogers dan Wolfe. Konseling dan
Psikoterapi kini menyandang status sains terapan setelah dimasukkan dalam
bidang psikiatri dan psikologi.[9]
Walaupun demikian, terlepas dari nilai perspektif psikologi dan praktek
konseling, adalah esensial untuk menyatakan bahwa ada beberapa bidang akademik
yang juga terlibat secara aktif.
Beberapa ide penting dalam konseling
dan psikoterapi bersumber dari filsafat. Konsep”bawah sadar” (unconscious) telah digunakan oleh filsuf
abad 19 (Ellennerger, 1970), jauh sebelum kata tersebut digunakan oleh Freud
dalam teorinya. Konsep fenomenologi dan
autentisitas telah dikembangkan oleh para filsuf eksistensial seperti Heidegger
dan Husserl jauh sebelum konsep tersebut memengaruhi Rogers, Pearl, dan terapis
humanis lainnya. Bidang filsafat moral
juga memberikan input kepada konseling dengan menawarkan kerangka kelogisan isu etis (lihat Bab 15)
Area studi lain, yang berpengaruh kuat dalam reori
konseling adalah agama. Beberapa agen
konseling memulai hidup mereka sebagai sebuah cabang dari gereja atau
dimunculkan oleh para pendiri karena panggilan regilius. Banyak figur kunci
dalam konseling dan psikoterapi memiliki latar belakang agama yang kuat, dan
telah mencoba untuk menggabungkan profesi
konselor dengan pencarian makna spiritual. Jung memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang ini.
Bidang aktivitas intrlrktual ketiga yang terus-menerus
memengaruhi konseling adalah seni. Ada tradisi kuat dalam konseling dan
psikoterapi yang menggunakan metode dan
tehnik seperti drama, pahatan, dan seni visual yang memungkinkan klien
mengekspresikan perasaan dan pola hubungan mereka. Dalam tahun-tahun belakangan
ini, psikodrama dan terapi seni telah menjadi pendekatan konseling khusus,
dengan model teori, pelatihan, dan jurnal tersendiri.
Konseling merupakan bidang praktek yang tidak biasa
karena ia mencakup sekumpulan perspektif teori yang saling bertolak belakang
satu dengan yang lain, cakupan aplikasi praktis, dan input berharga yang
didapat dari kontribusi beberapa disiplin keilmuan. Trone dan Dryden(1993)
telah mengedit koleksi biografi yang ditulis oleh para konselor dengan cara
yang biasa mereka pergunakan dalam pelatihan ekologi, teologi dan antropologi
untuk mendukung praktek konseling mereka. Dengan demikian, area konseling dan
psikoterapi mempresentasikan sintesa dari sains, filsafat, agama, dan seni.
Konseling merupakan area interdisiplin yang tidak dapat secara tepat dimasukkan
dalam salah satu disiplin keilmuan yang merupakan elemen pembentuknya. Pendekatan
konseling yang misalnya, murni sains atau murni agama lambat laun akan dilihat
sebagai sesuatu yang bukan konseling, karena hal tersebut menolak daerah kunci
pengalaman klien dan praktisi.
0 komentar:
Ikutan Komentar